Pencarian cinta dan refleksi hati – Emma, novel Jane Austen
Jika kamu suka novel Jane Austen “Pride and Prejudice” maka novel “Emma” ini adalah novel yang berbeda dengan novel Austen lainnya karena penuh dengan komedi satir dan agak mengejutkan dan emosianol pada endingnya.
Tokoh protagonis kita adalah Emma Woodhouse adalah seorang gadis yang cantik, berstatus sosial tinggi, kaya dan memiliki hubungan sosial yang luas, karena kelebihannya ini membuat Emma tidak terikat pada keharusan untuk segera menikah, hingga Emma merasa perlu bereksperimen dengan membantu temannya dalam mencari pasangan hidup.
Namun ternyata Emma bukanlah makcomblang yang piawai, kecerobohannya justru membuatnya temannya jadi makin sulit mendapatkan suami, hingga saudara iparnya Mr. Knightley menegurnya agar tidak bermain-main dengan perasaan temannya yang malang itu.
Emma yang keras kepala itu tidak mau menerima kekurangannya itu, hingga akhirnya Emma membuat suatu kesalahan fatal ketika ia tidak sengaja membully temannya yang berstatus sosial lebih rendah darinya.
Mr. Knightley sangat marah dan menegur Emma dengan keras, kecerobohan Emma itu benar-benar tidak bisa ditolerir lagi, Emma menyesal dan menyadari kesalahannya itu, dan dia berusaha dengan sepenuh hati untuk memperbaiki situasi hingga semua orang bisa memaafkannya.
Mungkin kita saat ini merasa bahwa apa yang dilakukan Emma itu adalah hal kecil dan tidak penting, namun bagi orang zaman dulu mengucapkan suatu hal yang menyinggung perasaan orang lain atau membully adalah hal yang sangat luarbiasa, apalagi status sosial Emma yang tinggi itu harusnya justru mencegahnya dari mengucapkan hal yang menyinggung perasaan orang lain, karena semakin tinggi status sosial seseorang maka semakin sempurna moral, intelektual dan kualitas bahasa yang dimilikinya.
Berbeda dengan kita yang hidup di masa modern ini justru terbiasa dengan bahasa yang rendahan dan kasar, entah kenapa status sosial dan ilmu di masa ini tidak bisa mencegah kita dari pemakaian bahasa kasar itu. dan dalam kehidupan sehari-hari kita terbiasa dengan perlakuan bully
Kesungguhan Emma untuk mengubah dirinya meluluhkan hati Mr. Knightley, perlahan-lahan tumbuh perasaan cinta diantara mereka dan hingga akhirnya Mr. Knightley melamar Emma untuk menjadi istrinya.